Kamis, 09 Februari 2012

4 Hal yang tak mungkin kembali

Seorang gadis muda menunggu penerbangannya di ruang tunggu sebuah bandara yang super sibuk

Karena harus menunggu berjam-jam, dia memutuskan membeli sebuah buku untuk menghabiskan waktunya. Dia juga membeli sebungkus kue

Dia duduk di kursi bersandaran tangan, di ruang VIP bandara, untuk istirahat dan membaca dengan tenang

Di sisi sandaran tangan di mana kue terletak, seorang laki-laki duduk di kursi sebelah, membuka majalah dan mulai membaca

Ketika ia mengambil kue pertama, laki-laki itu juga turut mengambil. Si gadis merasa gemas tapi tidak berkata apa-apa. Dia hanya berpikir:

“Lancang benar! Bila saya nggak sabaran sudah kugebuk dia untuk kenekatannya!”

Untuk setiap kue yang dia ambil, laki-laki itu turut mengambil satu.



Ini sangatlah membuatnya marah namun si gadis tak ingin sampai timbul kegaduhan di ruang itu

Ketika tinggal satu kue yang tersisa si gadis mulai berpikir:

“Aha…bakal ngapain sekarang orang yang nggak sopan ini?”



Lalu, laki-laki itu mengambil kue yang tersisa, membaginya dua, lalu memberikan yang separuh padanya.

Benar-benar keterlaluan!

Si gadis benar-benar marah besar sekarang!



Dalam kemarahannya, dia mengakhiri bukunya, dikemasnya barangnya lalu bergegas ke tempat boarding

Ketika sudah duduk di seat-nya, di dalam pesawat, dia merogoh tasnya untuk mengambil kacamata, dan….,



dia sontak terkejut,



sebungkus kuenya masih ada di dalam tas, tak tersentuh, tak terbuka!

Dia merasa sangat malu!! Dia sadar telah keliru…

Dia lupa kalau kuenya masih tersimpan di dalam tas.

Laki-laki tadi telah berbagi kue dengannya, tanpa merasa marah atau sengit

…ketika si gadis amat marah, berpikir bahwa ia telah berbagi kue dengan laki-laki itu.

Dan kini tidak ada lagi kesempatan untuk menerangkan kelalaiannya..,juga untuk meminta maaf



Moril dari kisah ini…

Ada 4 hal yang tak dapat kembali..



Batu… …setelah ia dilontarkan!!

Kata… …setelah ia diucapkan!

Kesempatan… …setelah ia hilang!

Waktu… …setelah ia berlalu!

Pasti Bisa

Seorang pemain gelandang University of Louisiville bermimpi ingin menjadi pemain football yang profesional. tetapi sayang waktu udah di wisuda ternyata tidak ada satupun klub yang berniat menawarinya masuk dalam tim mereka. Anak muda ini tidak menyerah begitu saja, dia lalu mencoba mengirim lamaran ke beberapa tim dan akhirnya dapat juga kesempatan dicoba di Pittsburgh Steelers. Tapi sekalipun dia udah coba sekeras mungkin, dia akhirnya tetap ditolak juga. Banyak dari teman-temannya bilang, " Kamu tuh sial banget yach! Tempat kamu bukan di sini kali! Udah gantung sepatu aja! Tetapi dia tetap nekat masuk ke klub lain, kirim lamaran, tapi lagi-lagi dia tetap tidak berhasil.



Kebanyakan orang ketika mengalami gagal berkali-kali terus menyerah, namun anak muda ini tetap tidak menyerah. Dia tahu betul bagaimana kemampuannya dan meyakini bahwa suatu saat pasti impiannya menjadi kenyataan. Dia tetap sabar, tekun, terus latihan dan berusaha meraih kesempatan.



Pada suatu saat, dia mendapat undangan untuk dicoba di Tim Baltimore dan.... dia berhasil mencetak tiga gol berturut-turut. Sejak saat itu, kariernya melesat dan dia tercatat menjadi pemain gelandang terbaik yang pernah main di NFL, dialah Johnny Unitas.



Karena kegigihan, kesabaran, ketekunan, kemauan untuk terus berlatih, dan sikap optimis, sang pemuda yang berulang kali ditolak, malah menjadi pemain terbaik di NFL.



Di dalam Tuhan, sebenarnya kita bisa meraih semua mimpi-mimpi kita. Terkadang yang membuat kita gagal itu sebenarnya adalah diri kita sendiri, bukan kegagalannya. Kalau kita fokus pada sasaran mimpi kita dan punya keyakinan kalo kita bisa, pasti suatu saat mimpi kita akan menjadi kenyataan. Tidak semua kesuksesan itu diraih dengan cara mudah dan instan.

Belum Terlambat

Suatu ketika di Kansas City Amerika Serikat, terjadi suatu ledakan. Dalam ledakan itu ada seorang pria yang menjadi korban. Wajahnya rusak parah, ia menjadi buta dan kehilangan kedua tangannya. Pria ini adalah seorang Kristen yang baru bertobat, dan baru saja berjanji untuk mau membaca Alkitab, dan menceritakan Injil kepada setiap orang. Sebelumnya ia adalah seorang yang tidak percaya adanya Tuhan, yang suka mencemooh orang Kristen, yang suka mengeluarkan umpatan dan makian. Ketika peristiwa kecelakaan itu, ia mengalami kekecewaan yang sangat mendalam karena ternyata ia tidak dapat membaca Alkitab. Pertanyaan demi pertanyaan tidak dapat ia jawab. Mengapa baru sekarang ia bertobat? Mengapa baru sekarang ia mau membaca Alkitab? Mengapa justru kecelakaan itu terjadi pada saat ia baru mau membaca Alkitab dan menceritakan Injil kepada orang lain? Mengapa dia harus kehilangan kedua tangannya dan menjadi buta? Di tengah-tengah kekecewaannya, ia mulai mengumpat dan memaki-maki nasib hidupnya. Sampai suatu kali ia mendengar tentang seorang wanita di Inggris yang mampu membaca huruf braille dengan bibirnya. Saat itu ada kuasa yang bekerja dalam hatinya yang mengingatkan dia akan pertobatannya, akan janjinya untuk membaca Firman Tuhan dan menceritakan tentang Injil. Dengan harapan ia dapat melakukan hal yang sama dengan wanita di Inggris itu, ia meminta kiriman beberapa buku dan Alkitab dalam huruf braille. Namun sekali lagi ia harus menerima kenyataan bahwa saraf pada bibirnya telah menjadi rusak karena ledakan itu. Suatu hari, waktu ia hendak mencoba membaca lagi dengan bibirnya, lidahnya menyentuh huruf-huruf yang menonjol, dan ia dapat merasakannya. Betapa senangnya dia, ketika dia menyadari bahwa dia dapat membaca Alkitab dengan lidahnya. Lidah yang dulunya dia pergunakan untuk mencaci maki, kini dia pergunakan untuk membaca Alkitab. Lidah yang dulunya dapat membawanya pada kematian kekal, kini telah membawanya pada kehidupan kekal. Dalam tahun yang sama dia telah berhasil membaca seluruh isi Alkitab dan membawa beberapa orang kepada Kristus melalui lidahnya.