Rabu, 03 Februari 2010

"Odol" dari Surga

Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol dipenjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan. Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan. Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : tidak berharga ! Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia meminta odol pada TUHAN ?
Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan jawaban dari-NYA . Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun bukan suatu yang asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan. Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi, tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum diutarakan. Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya. Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok hari –entah sampai berapa hari- menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya.
Maka dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu. Ia berdiri ragu-ragu dipojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan. Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik : “TUHAN, Kau mengetahuinya aku sangat membutuhkan benda itu”. Doa selesai. Wajah lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin. Dan peristiwa itu berlalu demikian cepat, hingga lebih mirip dengan seseorang yang berludah ditempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut. Sore hari diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki itu –walau dengan bersusah payah- mampu melupakan doa sekaligus odolnya itu.
Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya.
“Saya tidak bersalah Pak !!!”, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan tas besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,” Demi TUHAN Pak !!! Saya tidak salah !!! Tolong Pak…Saya jangan dimasukin kesini Paaaaaaaaak..!!!”
Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari ‘tamu baru’ itu.
“Diam !!”, bentak sang petugas,”Semua orang yang masuk keruangan penjara selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!”
“Tapi Pak…Sssa..”
Brrrraaaaang !!!!

Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan.
Karena iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya. Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya tangisan mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun kembali tertidur pulas.

Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan menemukan dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si Gemuk, pikirnya. Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ?? Aku yakin ia disini tadi malam.

“Dia bilang itu buat kamu !!”, kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas dipojok ruangan. Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang bermimpi.

“Sekarang dia dimana Pak ?”, tanyanya heran.
“Ooh..dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi…biasa salah tangkap !”, jawab petugas itu enteng, ”saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya itu buat kamu”.
Petugas pun ngeloyor pergi.
Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok ruangan sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya.
Tiba-tiba saja lututnya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri. “Ya..TUHAAANNN !!!!”, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan tangan gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud disana, dalam kegelapan sambil menangis tersedu-sedu. Disampingnya tergeletak tas yang tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo, dan beberapa helai pakaian sehari-hari.
Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah terjadi. Dan aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal itu. Semoga semua ini dapat menjadi tambahan bekal ketika kita meneruskan berjalan menempuh kehidupan kita masing-masing. Jadi suatu ketika, saat kita merasa jalan dihadapan kita seolah terputus. Sementara harapan seakan menguap diganti deru ketakutan, kebimbangan dan putus asa.
Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat sungguh-sungguh bahkan Odol pun akan dikirimkan oleh Surga bagi siapapun yang membutuhkannya. Apalagi jika kita meminta sesuatu yang mulia. Sesuatu yang memuliakan harkat manusia dan IA yang menciptakan mereka.
Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku : “Seandainya saja engkau mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap saat” (selesai).
what a wonderfull world !

Senin, 01 Februari 2010

AIR MENDIDIH

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.

Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?

Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik

SEMANGAT Vs BUNUH DIRI

Pernahkah saudara menemukan ada hewan yang BUNUH DIRI?
-
Sampai sejauh ini saya belum pernah menemukannya.

Seekor sapi yang kehabisan rumput untuk dimakan..tidak akan pernah menjatuhkan dirinya ke jurang atau berbaring di rel kereta api.
Seekor harimau yang sudah tua dan tidak mampu lagi mengejar mangsa untuk dimakan, tidak akan memotong nadinya meskipun kukunya tajam.
Seekor burung yang matanya buta dan sulit mencari makanan, tidak akan menenggelamkan diri ke sungai untuk BUNUH DIRI.
TETAPI MANUSIA yang jelas-jelas Derajatnya Lebih Tinggi Dari Hewan, justru menyelesaikan masalah hidup dengan cara BUNUH DIRI.
-
Kita pasti pernah menghadapi jalan buntu dalam suatu masalah. Kita telah menetapkan tujuan-tujuan dalam kehidupan kita. Tetapi kenyataannya kita menghadapi jalan buntu untuk mencapai tujuan tersebut. Pada kondisi inilah peran SEMANGAT sangat penting bagi kita. Semangat yang kuat dapat mengusir putus asa.
-
PUTUS ASA dan SEMANGAT adalah dua hal yang saling bertentangan. Jika salah satu sudah menguasai seseorang maka yang satunya lagi tidak ada tempat. Jika "putus asa" lebih dulu menguasai manusia, maka "semangat" sudah tidak ada tempat. Demikian sebaliknya jika "semangat" masih ada, maka orang tersebut jauh dari "putus asa".
-
Anak kecil yang belajar berdiri, ketika ia jatuh berkali-kali ia pun bangkit berkali-kali pula. Semangat untuk bisa berdiri, berjalan sampai bisa berlari itulah yang membuatnya untuk bangkit lagi. Kalau dulu waktu kecil kita putus asa waktu belajar berdiri, tentu saat ini kita masih merangkak, bukan?
-
Kalau kita masih ada semangat untuk menyelesaikan masalah, tentu akan ada jalan keluarnya. Tetapi kalau sudah tidak ada lagi semangat untuk menyelesaikan masalah, meskipun kita diberi masukan dari kiri-kanan semuanya tidak akan menjadi perhatian kita.
-
Kalau kita ragu dan takut KEHABISAN SEMANGAT dalam diri kita kemana memperolehnya?
-
Semangat tidak bisa dibeli meskipun kita banyak uang, karena tidak ada jualannya. SEMANGAT adalah anugerah dari Allah. Yesus mengundang orang-orang yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada Nya. Jadi kemana kita memperolehnya? jawabannya, datanglah ke Yesus dan minta diberikan semangat dalam hidup ini. . . .Amien.

BERSYUKUR KARENA KEHILANGAN

Apakah Anda menderita kehilangan baru-baru ini?
Pekerjaan!
Suatu hubungan!
Barang-barang dicuri dari Anda!
Orang yang anda cintai!
Harta!

Percayalah bahwa setiap badai akan berakhir.
Ingat bahwa setiap kehilangan adalah sementara.

Jika Anda kehilangan orang yang dicintai, kehilangan itu hanya sementara. Di surga, Anda akan melihat kekasih Anda lagi dan reuni Anda akan berlangsung selamanya.

Jika Anda kehilangan foto, percaya bahwa di surga, Allah akan memberi kembali kepada Anda salinan DVD dari semua kenangan manis yang telah Anda miliki dalam hidup Anda. (Saya tidak yakin versi video apa yang mereka gunakan di sana, tapi saya yakin itu akan menjadi yang paling modern. Mungkin itu berupa virtual video!)

Jika Anda kehilangan hal-hal material atau peluang atau hubungan, percaya bahwa Allah sedang menciptakan ruang bagi sesuatu yang lebih baik untuk menghampiri Anda.

Bagaimana hal ini akan menjadi "lebih baik" ?
Mulai bersyukur.
Di tengah kehilangan Anda, bersyukur.

Jangan berfokus pada apa yang hilang, berfokuslah pada apa yang masih Anda punyai.
Anda punya banyak sekali hal-hal yang baik !

Mengapa bersyukur?

Karena Anda akan menarik hal-hal yang Anda fokuskan. Aku sudah mengatakan sebelumnya berkali-kali, tapi aku akan terus mengatakan hal itu sampai Allah memanggilku pulang. Karena hal tersebut sangat memiliki kekuatan.

Ketika Anda bersyukur, Anda akan menarik lebih banyak berkat dari apa yang Anda syukuri.
Syukur adalah magnet berkat.

KEBAHAGIAAN KARENA MEMBERI

Seorang wanita cantik bergaun mahal yang mengeluh kepada psikiaternya bahwa dia merasa seluruh hidupnya hampa tak berarti.

Maka si psikiater memanggil seorang wanita tua penyapu lantai dan berkata kepada si wanita kaya," Saya akan menyuruh Mary di sini untuk menceritakan kepada anda bagaimana dia menemukan kebahagiaan. Saya ingin anda mendengarnya."

Si wanita tua meletakkan gagang sapunya dan duduk di kursi dan menceritakan kisahnya: "OK, suamiku meninggal akibat malaria dan tiga bulan kemudian anak tunggalku tewas akibat kecelakaan. Aku tidak punya siapa-siapa. aku kehilangan segalanya. Aku tidak bisa tidur, tidak bisa makan, aku tidak pernah tersenyum kepada siapapun, bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidupku. Sampai suatu sore seekor anak kucing mengikutiku pulang. Sejenak aku merasa kasihan melihatnya.

Cuaca dingin di luar, jadi aku memutuskan membiarkan anak kucing itu masuk ke rumah. Aku memberikannya susu dan dia minum sampai habis. Lalu si anak kucing itu bermanja-manja di kakiku dan untuk pertama kalinya aku tersenyum.

Sesaat kemudian aku berpikir jikalau membantu seekor anak kucing saja bisa membuat aku tersenyum, maka mungkin melakukan sesuatu bagi orang lain akan membuatku bahagia. Maka di kemudian hari aku membawa beberapa biskuit untuk diberikan kepada tetangga yang terbaring sakit di tempat tidur. Tiap hari aku mencoba melakukan sesuatu yang baik kepada setiap orang. Hal itu membuat aku bahagia tatkala melihat orang lain bahagia. Hari ini, aku tak tahu apa ada orang yang bisa tidur dan makan lebih baik dariku. Aku telah menemukan kebahagiaan dengan memberi."

Ketika si wanita kaya mendengarkan hal itu, menangislah dia. Dia memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang namun dia kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.

INI BUKAN URUSANKU

Seekor Tikus mengintip melalui celah di dinding untuk melihat petani dan istrinya membuka sebuah bungkusan, kalo-kalo di dalamnya ada makanan. Dia sangat terkejut mendapati bahwa isi bungkusan itu ternyata adalah sebuah perangkap tikus. Sambil berlari ketakutan, Tikus itu berteriak-teriak, katanya," Ada perangkap tikus di dalam rumah, ada perangkap tikus di dalam rumah!"
Si ayam yang sedang sibuk mencari makanan di tanah, mengangkat kepalanya dan berkata," Tuan Tikus, itu adalah kuburan yang tersedia untukmu, tidak ada pengaruhnya untukku."
Kemudian Tikus itu memberitahu juga kepada Babi bahwa ada perangkap tikus di dalam rumah. Babi menunjukkan sedikit simpatinya dengan berkata," Aku turut bersedih Tuan Tikus tapi tidak ada yang dapat aku lakukan kecuali berdoa untukmu. Aku pastikan kamu akan ada dalam doa-doaku." .
Lalu Tikus pun menghampiri Sapi dan mengatakan hal yang sama. Sapi tidak menanggapinya malah mengejeknya sambil berkata," Perangkap tikus?Apakah aku sedang dalam bahaya?Apakah itu bisa membahayakanku?"
Akhirnya Tikus dengan sedih dan putus asa kembali ke dalam rumah petani karena harus menghadapi perangkap tikus sang petani sendirian.
Suatu malam terdengar suara dari dalam rumah seperti suara perangkap tikus yang menangkap sesuatu. Istri sang petani segera berlari untuk melihat apa yang tertangkap di dalamnya. Dalam kegelapan, dia tidak bisa melihat bahwa ternyata seekor ular berbisa telah terjepit pada perangkap itu dan langsung mengigitnya. Sang petani segera membawanya ke rumah sakit.
Sepulang dari rumah sakit, istri petani itu masih demam dan setiap orang tahu bahwa sup ayam hangat bisa meringankan sakit demam. Jadi petani segera mengambil Ayamnya dari kandang dan menyembelih untuk membuat sup ayam.
Namun sakit istri petani itu tidak kunjung membaik sehingga teman-teman dan tetangga-tetangganya datang untuk menjenguknya. Untuk menjamu mereka, petani itu memotong Babi miliknya.
Akhirnya, istri petani itu pun meninggal dan banyak orang menghadiri pemakamannya. Petani itu menyembelih Sapinya untuk menyediakan daging bagi tamu-tamunya.
Jika suatu saat Anda mendengar bahwa seseorang sedang menghadapi masalah dan Anda berpikir bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan Anda, ingat pada akhirnya kita pun terancam, kita semua menghadapi sebuah masalah. Jadi jangan pernah berkata,"Itu bukan urusanku."

CANGKIR CANTIK

Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi.

Tapi orang ini berkata "belum !" Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya ! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.

Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
-------------------------
Saudara, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Ia membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah.

Yak 1 : 2 - 4 "Saudara-saudaraKu, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa UJIAN terhadap IMANMU menghasilkan KETEKUNAN. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu MENJADI SEMPURNA dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."

Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang membentuk anda. Bentukan - bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai. Anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk anda.